BETUN, bidiknusatenggara.com-Sejumlah petani Desa Bereliku, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, Provinsi NTT mengeluhkan kondisi bangunan irigasi pertanian yang rusak hampir 2 tahun akibat Badai Seroja 2021 lalu namun belum ada perbaikan dari pemerintah, Warga sekitar berharap pemerintah peduli.
Pada hal di bidang Swasembada Pangan, Bupati Simon Nahak pernah menjelaskan bahwa harus ada logistik yang cukup untuk membantu rakyat dalam menekan kemiskinan dengan cara memanfaatkan potensi alam yang subur dan luas untuk ditanami aneka tanaman.
Program Pemerintah Kabupaten Malaka dalam peningkatan hasil pertanian dan menjadikan Kabupaten Malaka menjadi lumbung padi atau lumbung pangan adalah salah satu program yang menjadi prioritas utama dalam pencapaian Visi dan Misi pembangunan dimasa kepemimpinan SN-KT. Sehingga dampak dari saluran irigasi yang rubuh tersebut jika tidak ditangani pemerintah secara serius bagaimana peningkatan hasil pertanian dalam menekan kemiskinan di Kabupaten Malaka.
Akibat saluran irigasi yang rusak itu, kata salah satu warga Desa Bereliku, Wilhelmus Bau, suplai air di areal persawahan para petani pun tidak maksimal. Padahal air ini menjadi kebutuhan utama para petani yang menanam padi.
“Saya sudah laporkan ke petugas kepala desa dan penyuluhan pertanian agar disampaikan ke kabupaten dan saya berharap semoga pemerintah segera memperbaiki,” ungkap Wilhelmus Bau belum lama ini.
Saat ini dirinya bersama beberapa warga sedang berupaya mengumpulkan uang untuk membeli pipa paralon untuk menghubungkan saluran irigasi yang putus, akan tetapi anggaran mereka belum cukup.
“Harapan kami kepada pemerintah dalam hal ini Dinas terkait, kalo bisa segera memperbaikinya. Karena sudah hampir 2 tahun sawah-sawah kami banyak yang tidak olah. Dan kalau diperbaiki tahun ini, maka musim tanam ke dua sawah-sawah kami bisa diolah lagi”, harapannya.
“Kami sering laporkan ke petugas pintu air yang menjaga untuk laporkan ke pimpinan tapi sejauh ini kami tidak melihat ada pengukuran di bangunan itu” katanya
Lanjut Wilhelmus, sawah yang berada di Desa Bereliku, Naimana, Fahiluka dan Railor yang saat ini ditanami jagung, karena tidak dapat teraliri air.
“Saluran yang rubuh itu di perbatasan antara desa bereliku dan naimana. jadi saluran itu mengairi beberapa desa di aintasi. Desa railor, fahiluka sebagian, naimana sebagian dan bereliku sebagian. Tapi Kami sudah 2 tahun tidak kerja sawah lagi. Banyak yang tanam jagung”, tambahnya
Harapan para pengguna saluran irigasi BTL 10 agar pemerintah segera memperbaiki saluran irigasi yang rusak mengingat musim tanam padi pada area persawahan sangat membutuhkan air padahal saat ini musim hujan tapi kata Wilhelmus, mengandalkan air hujan saja tidak cukup.
Terpisah, Manager Daerah Irigasi Kabupaten Malaka, Frits Areb Dessy membenarkan bahwa saluran irigasi tersebut rubuh akibat bencana Banjir 2021 lalu. Dirinya menjelaskan, terkait dengan saluran irigasi (BTL 10) pihaknya telah melaporkan kondisi bangun kepada Dinas PUPR Provinsi NTT. Dikatakannya, Untuk Daerah Irigasi Benenai wewenangnya ada pada Provinsi.
“Terkait dengan saluran irigasi yang rubuh itu tahun kemarin kita sudah usulkan ke PUPR Provinsi. Karena itu wewenangnya orang Provinsi. Tapi kita sudah usulkan, terkait pekerjaannya kita menunggu”, pungkas Frits Ressy kepada bidiknusatenggara.com lewat telepon selulernya pada Selasa (31/01/23) siang.
“Tadi juga teman-teman dari provinsi sudah datang, jadi besok kami pergi lihat lagi itu bangunan yang rusak itu untuk ditindaklanjuti”, tambah Frits.
Hingga berita ini diturunkan, Kepala Bidang Pengairan PUPR Kabupaten Malaka belum berhasil dikonfirmasi. (Ferdy Bria)