BIDIKNUSATENGGARA.COM | Salah satu aktivis dari Desa Bonibais, Kecamatan Laen Manen, Kabupaten Malaka, Kristoforus Molo, mengemukakan pendapatnya mengenai perhatian pemerintah terhadap infrastruktur di Wilayah Dapil 3. Melalui pesan WhatsApp yang dikirimkan pada Jumat, 16 Agustus 2024, Kristo menyoroti mengenai pembangunan jembatan Koloweuk di Desa Numponi, Kecamatan Malaka Timur.
Kristo mengindikasikan bahwa pembangunan jembatan Koloweuk belum mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Malaka.
Ia mengungkapkan perlunya evaluasi terhadap kepemimpinan daerah yang dianggap alergi terhadap masukan dari masyarakat. Dari sudut pandangnya, tantangan yang dihadapi oleh pemerintah dalam menangani infrastruktur seperti jembatan ini mencerminkan kurangnya komitmen untuk memenuhi kebutuhan mendesak masyarakat.
“Sebagai aktivis saya perlu memberikan pendapat dan masukan kepada pemerintah agar bisa diterima dan dieksekusi, menurut saya apa yang baik kita apresiasi tetapi yang kurang kita kasi masukan, jika hari ini pemerintah masih alergi terhadap masukan, maka bisa saya katakan bahwa pemimpin seperti ini wajib dievaluasi oleh rakyat,” Ungkap kristo
Jembatan Koloweuk berfungsi sebagai penghubung tiga kecamatan yang vital, yaitu Malaka Timur, Botin Leobele, dan Laen Manen. Menurut Kristo, perbaikan jembatan ini sangat penting untuk meningkatkan akses ekonomi antara kecamatan. Ia berpendapat bahwa dengan terbangunnya jembatan yang baik, pertumbuhan ekonomi mikro akan meningkat, karena arus barang dan warga menuju pasar tradisional menjadi lebih lancar.
Menanggapi respons dari pemerintah daerah mengenai anggaran, Kristo menyatakan keprihatinannya. Ia merasa bahwa alasan keterbatasan anggaran yang terus menerus disampaikan oleh Pemda adalah sebuah kebijakan yang tidak konsisten. Jika pemerintah pusat dapat melaksanakan proyek-proyek lain, maka seharusnya perhatian yang sama dapat diberikan untuk pembangunan infrastruktur di daerahnya.
“Saya kira pendapat saya ini sudah yang ke sekian kalinya, mulai dari awal jembatan ini putus saat Seroja, dan ketika pasca Seroja, tetapi jawaban Pemda masih berputar-putar mengenai keterbatasan anggaran. Masa sekelas Pemda mengeluh soal anggaran, terus lobi-lobi di pusat hasilnya apa selama ini, dibandingkan pembangunan yang lain?,” ungkap Kristo.
Kristo menekankan pentingnya jembatan Koloweuk untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Akses yang baik ke pasar antar kecamatan tidak hanya memberikan keuntungan bagi pedagang, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat di di wilayah itu. Ia juga mengingatkan bahwa dengan tidak adanya solusi jangka panjang, keselamatan masyarakat terancam, terutama saat musim penghujan tiba.
“Menurut saya jembatan ini penting karena menghubungkan 3 kecamatan yaitu Malaka Timur, Botin Leobele, dan Laen Manen, dan ketika jembatan ini baik, pertumbuhan ekonomi mikro pasti akan meningkat karena akses ke pasar-pasar tradisional antar kecamatan pasti meningkat, ini belum musim penghujan, kalau musim penghujan bahaya karena bisa menelan korban ketika masyarakat nekat langgar,” tambah kristo
Jembatan Koloweuk mengalami kerusakan parah akibat badai siklon Seroja pada tanggal 4 April 2021 dan hingga saat ini belum ada langkah tegas dari pemerintah untuk memperbaikinya. Kristoforus menyatakan bahwa situasi ini mencerminkan minimnya tanggung jawab dari pemimpin daerah. Menurutnya, aksi nyata harus segera diambil agar masyarakat tidak terus menerus menderita akibat ketidakpastian pembangunan infrastruktur yang esensial ini. *(Ferdy Bria)