BIDIKNUSATENGGARA.COM | Saat ini, terdapat 8 paket pekerjaan sanitasi tengki septik (Septic Tank) Tahun Anggaran (TA) 2023 yang belum rampung di Kabupaten Malaka, Provinsi NTT. Dari total 9 paket yang tersebar di 9 desa, hanya 1 paket yang telah selesai dan diserah terimakan.
Informasi yang dihimpun media ini, Kepala Bidang Cipta Karya, Yan Manek Bria menjelaskan bahwa sejak Tahun Anggaran 2022, metode pengelolaan kegiatan ini dilakukan dengan mengandalkan swakelola oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).
“Dari 9 paket itu, baru satu yang sudah rampung dan serah terima, yaitu di Desa Motaulun,” ujarnya dilansir dari sakunar.com pada Jumat (19/1/2024).
Paket pekerjaan di Desa Motaulun mencakup sebanyak 68 unit tengki septik, dengan total anggaran sebesar Rp 680.000.000, yang dikelola oleh KSM Neon Diak.
Namun, masih ada 8 paket pekerjaan yang menunggu penyelesaian. Diantaranya;
Paket di Desa Lotas, sebanyak 60 unit, dengan anggaran Rp 600.000.000, dilaksanakan oleh KSM Nekaf Mese. Paket di Desa Weulun, sebanyak 70 unit, dengan anggaran Rp 700.000.000, dikerjakan oleh KSM Cinta Kasih. Paket di Desa Biris, sebanyak 80 unit, dengan anggaran Rp 800.000.000, dikelola oleh KSM Makmur Jaya. Paket di Desa Bonibais, sebanyak 80 unit, dengan anggaran Rp 800.000.000, di bawah pengelolaan KSM Sinar Jaya Bonibais. Paket di Desa Kusa, sebanyak 80 unit, dengan anggaran Rp 800.000.000, oleh KSM Kusa Sehat. Paket di Desa Wemeda, sebanyak 70 unit, dengan anggaran Rp 700.000.000, dilaksanakan oleh KSM Sadan Mesak. Paket di Desa Kleseleon, sebanyak 70 unit, dengan anggaran Rp 700.000.000, dikelola oleh KSM Kleseleon Maju. Paket di Desa Nanebot, sebanyak 70 unit, dengan anggaran Rp 700.000.000, dilaksanakan oleh KSM Nanebot Jaya.
Saat dikonfirmasi wartawan pada Sabtu, (15/4/25), Yan Manek Bria menjelaskan bahwa di antara 8 paket pekerjaan tersebut, yang paling berat adalah paket pekerjaan di Desa Biris. Sementara yang lainnya masih bisa diatasi.
“Yang paling berat di Biris, yang lain masih bisa diatasi,” ujarnya sambil meminta wartawan untuk bertemu langsung di kantor pada Selasa mendatang.
Ia berjanji, setelah liburan dia dan tim Kabupaten akan membenahi kekurangan yang ada. “Kami sudah identifikasi penyebab keterlambatan di 2023, rencana kami habis liburan ini kami benahi kekurangan di lapangan. Semoga tidak ada kendala di lapangan,” tuturnya.
Sementara hasil investigasi tim media pada Jumat, (4/4/25) di Desa Biris, dimana sejumlah penerima mengaku belum memanfaatkan sanitasi tenki septik tersebut karena belum rampung dikerjakan. Diantaranya, belum terpasang tanki septik, belum dilengkapi sistem peresapan dan kloset. Ada pula rumah jamban yang belum diatap. Parahnya, ada pula yang baru sebatas fondasi tanpa lanjutan pembangunan.
Bendahara KSM Makmur Jaya, Anastasia Seuk, saat ditemui tim media pada Jumat malam, (4/4/25) mengungkapkan bahwa proyek ini terhambat karena tidak adanya tukang yang bersedia menyelesaikannya.
“Itu masalahnya di tukang. Ada yang sudah saya bayar lunas, tetapi mereka tidak bekerja,” ungkapnya.
Selain masalah tukang, Anastasia juga mengungkapkan kendala dalam distribusi bahan yang mempengaruhi kelanjutan pekerjaan.
Ketika ditanya siapa yang belaja bahan, Bendahara mengungkapkan, dana dialokasikan langsung masuk ke rekening atas nama Fernandes Loe.
Anastasia Seuk juga menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak dilakukan secara swakelola, tetapi melalui kontraktual. Dengan demikian, nama Fernandes Loe bisa diduga sebagai kontraktor yang mengerjakan proyek mangkrak tersebut.
Anastasia Seuk menunjukkan bukti transaksi pencairan, termasuk dua kali pencairan yang totalnya Rp 264.867.400 dan Rp 14.400.000, sedangkan bukti pencairan pertama tidak ditemukan, namun ketiga pencairan tersebut masuk ke rekening kontraktor yang bernama Fernandes Loe.**(fb)