BIDIKNUSATENGGARA.COM | Perayaan misa syukur pelantikan Bupati dan Wakil Bupati, dr. Stefanus Bria Seran dan Henri Melki Simu, A.Md, pada Selasa, 4 Maret 2025, menjadi momen untuk mengungkapkan rasa syukur atas kemenangan pasangan nomor urut 2 dengan tagline SBS-HMS pada pilkada Malaka 2024.
Kemenangan ini tentu bukanlah hasil dari kebetulan semata, melainkan jerih payah kolektif yang terajut dari keringat, doa, dan pengorbanan tanpa pamrih dari seluruh tim pendukung.
Sebagai penghormatan terhadap perjuangan ini, acara misa syukur yang berlangsung di rumah kuning Haitimuk terasa meriah, dengan antusiasme masyarakat yang bersyukur atas keberhasilan ini, dimana jagoan mereka kembali memimpin Kabupaten Malaka.
Misa syukur tersebut dipimpin oleh Uskup Mgr. Dominikus Saku, Pr., didampingi oleh semua pastor dari dekenat Malaka serta beberapa pastor asal Malaka yang bertugas di keuskupan lain.
Dalam sambutannya, Fransiskus Xaverius Skera M.Si, mewakili keluarga SBS, menyatakan bahwa “perayaan hari ini bukanlah perayaan kemenangan, melainkan perayaan tanggung jawab.”
“Sebagai kakak, saya ingin berbicara tentang TANGGUNG JAWAB. Tanggung jawab terhadap apa? Tanggung jawab untuk melaksanakan amanat Undang-Undang Dasar 1945 yang terkandung dalam alinea keempat,” tegas Frans Skera.
Frans Skera juga memberikan motivasi kepada Bupati dan Wakil Bupati SBS dan HMS agar menerapkan ilmu dan pengalaman dari retret di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah.
Ia menekankan bahwa seorang pemimpin harus melindungi, mencerdaskan, mensejahterakan rakyat, serta menciptakan ruang bagi setiap individu untuk berkembang dan maju.
Selanjutnya, Frans Skera menjelaskan bahwa seorang pemimpin harus menjalankan prinsip-prinsip otonomi daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang 23 tahun 2014.
“Tujuannya adalah mensejahterakan rakyat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan penguatan ekonomi yang berkelanjutan. Kebangkitan daerah tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga partisipasi aktif masyarakat,” tambahnya.
Tanggung jawab lainnya, menurut Frans Skera, mencakup penciptaan akses pertanian gratis, penyediaan fasilitas kesehatan yang mudah diakses, serta pembangunan infrastruktur yang mendukung pertumbuhan dan pengembangan olahraga berprestasi di kalangan pemuda Malaka.
“Itulah tanggung jawab yang harus diemban dengan sepenuh hati,” tuturnya
Di akhir sambutannya, Frans Skera menyoroti prinsip-prinsip pemerintahan yang baik.
Dia menyatakan, Prinsip-prinsip pemerintahan yang baik harus dijadikan pedoman; taat kepada konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku adalah kewajiban utama. Prioritas harus diberikan kepada kepentingan umum dengan lebih mengutamakan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat daripada kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
Pentingnya efisiensi dan efektivitas dalam setiap program harus diterapkan untuk memastikan bahwa setiap sumber daya yang ada digunakan dengan bijaksana.
Terakhir, prinsip kehati-hatian dan netralitas harus selalu dijunjung tinggi untuk menghindari penyalahgunaan wewenang. Dengan pemahaman dan pelaksanaan tanggung jawab ini, kita semua dapat berharap untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik bagi Kabupaten Malaka, tutup Fransiskus Xaverius Skera M.Si**(Ferdy Bria)