BETUN, BIDIKNUSATENGGARA.COM | Proyek pembangunan gedung puskesmas Weliman di Desa Laleten, Kecamatan Weliman, Kabupaten Malaka-NTT, kian memperihatinkan, sempat roboh tiba-tiba di bagian sisi kiri pada tahun 2022 lalu, kini roboh lagi di bagian sisi kanan pada gedung tersebut.
Proyek pembangunan puskesmas weliman dikerjakan oleh PT. Indoraya Kupang pada tahun 2019 silam, dengan nilai kontrak sebesar Rp 4.631.227.117 (Empat miliar,enam ratus tiga puluh satu juta, dua ratus dua puluh tujuh ribu, seratus tujuh belas rupiah) dan masa kerjanya selama 150 hari terhitung mulai tanggal 17 Juli sampai 31 Desember 2019.
Mangkraknya proyek pembangunan gedung Puskesmas Weliman sangat disayangkan sejumlah warga setempat. Karena warga yang menempati wilayah tersebut berharap puskesmas itu secepatnya diselesaikan untuk pelayanan kesehatan dan akses pengobatan lebih dekat.
Pantauan bidiknusatenggara.com, sekitar pukul 2.00 Wita, pada Rabu, (28/2/2024), hampir semua bagian sisi kanan gedung terkelupas dan roboh di bagian pinggir. Material berupa rangka besi dan semen yang roboh pun banyak tergantung di sisi pinggir bagian kanan gedung tersebut.
“Waktu roboh jam 2 tepat pas hujan lebat itu. setelah itu ibu kadis dan pak sek datang. Katanya ada yang kirim foto ke bupati, bupati langsung telpon ibu kadis untuk datang lihat,” Kata salah satu perawat yang namanya minta dirahasiakan.
“Yang kita dengar pesan dari ibu kadis, rencananya akan di robohkan gedung itu karena takut ada korban, apalagi sering ada anak-anak bermain disitu. Katanya gedung itu sudah PHK,” Tambahnya.
Terpisah, salah satu warga Desa Laleten, Antonius Bria yang sedang melihat bangunan yang roboh itu meminta kepada pihak pemerintah agar dirobohkan saja jika tidak ada lanjutan pekerjaan lagi. Dirinya khawatir jika ada korban karena sering melihat anak-anak bermain di gedung tersebut.
“Takutnya ada yang jadi korban kalo dibiarkan gedung ini berdiri dengan kondisi seperti ini. Saya sering lihat anak-anak sekitaran sini maupun anak-anak dari pasien sering bermain di dalam gedung. Kalau gedung ini tidak ada pekerjaan lanjutan lagi, pemerintah bongkar saja untuk menghindari adanya korban,” Ungkapnya.
Sebagian masyarakat merasa kecewa dengan kondisi bangunan yang proses pengerjaannya tidak sampai tuntas itu. Sementara uang negara sudah dikeluarkan begitu banyak tapi tidak ada asas manfaat bagi masyarakat setempat. Lantas siapa yang mau bertanggungjawab atas bangunan tersebut? Miris, tapi realitanya sangat fatal karena menjadi tontonan tidak elit bagi masyarakat umum dan juga secara khusus warga Desa Laleten.
Informasi yang diperoleh dari pemerintah, kontraktor yang mengerjakan gedung Puskesmas Weliman telah diputuskan kontraknya alias PHK. Dan bahwa anggaran yang ada, sebesar 4,6 Miliar lebih baru dicairkan 20 persen, yakni 800 Juta Rupiah.
Gedung dengan anggaran 4,6 miliar lebih itu dibangun pada tahun 2019, kemudian mangkrak selama 2 tahun dan dilanjutkan lagi pada tahun 2022 oleh PT. Indoraya Kupang namun ambruk di bagian sisi kiri, pada Selasa, (20/9/22) sehingga Pemerintah memutuskan tidak melanjutkan pembangunan gedung itu karena saat dikerjakan tidak sesuai konstruksi sehingga dinilai tidak aman untuk digunakan.
Hingga berita ini ditayangkan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malaka, dr. Sri Charo Ulina, belum berhasil dikonfirmasi. **(Ferdy Bria)