HMS: Jangan Jual Kemiskinan Untuk Mendapatkan Simpati Masyarakat

BIDIKNUSATENGGARA.COM | Saat ini, ada calon pemimpin lain yang mengklaim berasal dari anak petani dan keluarga kurang mampu. Namun, kenyataannya bicara lain. Pernyataan tersebut menjadi sebuah ironi ketika dalam praktiknya mereka justru mengabaikan kebutuhan mendasar para petani.

“Bicara di mana-mana bawa nama petani. Namun dimana kontribusi nyata untuk para petani? Jangan menjual kemiskinan untuk mendapatkan simpati masyarakat,”

“Omongan bilang mereka anak petani tapi tidak peduli dengan petani. Omong bilang berasal dari keluarga miskin tapi tidak peduli dengan masyarakat miskin! Itu omong kosong,”

Demikian diungkapkan Heri Melki Simu (HMS) calon wakil Bupati Malaka, saat kampanye terbatas SBS-HMS di Desa Angkaes, Kecamatan Weliman, pada Senin, (30/9/2024). Di mana ia menyoroti kesenjangan antara ucapan dan tindakan pemimpin saat ini.

Kritik tajam HMS ditujukan kepada pemerintahan yang diharapkan bisa mensejahterakan petani dan masyarakat secara keseluruhan. Faktanya, kebijakan yang diterapkan tampak lebih banyak menindas daripada membantu.

Dalam pernyataan HMS, ia menegaskan bahwa retorika yang menyebutkan kepedulian terhadap petani dan masyarakat miskin hanyalah kata-kata kosong. Ketidakpastian dalam akses terhadap alat pertanian dan layanan kesehatan jelas menunjukkan bahwa pemerintah tidak memperhatikan masyarakat yang paling membutuhkan.

Selain itu, pengobatan gratis yang ditinggalkan Bupati Perdana SBS periode 2016-2021 kini hilang, meninggalkan masyarakat dalam kesulitan untuk mendapatkan perawatan kesehatan yang memadai.

Edmundus Nahan, Koordinator Kecamatan Weliman, SBS-HMS

Pada kesempatan yang sama, Edmundus Nahak menyampaikan hal senada dengan HMS. ia menyoroti terkait kebijakan dari seorang pemimpin menghentikan tenaga kontrak daerah menjadi contoh nyata dari penindasan terhadap generasi muda. Dengan kebijakan tersebut, sebanyak 3.384 anak Malaka harus kehilangan pekerjaan.

“Mereka bicara tentang SDM, tapi tanggal 31 mei 2021, mereka menghentikan para tenaga kontrak daerah sebanyak 3.384 itu namanya penindasan. Karena itu anak-anak Malaka harus lawan,” tegas Edmundus.

Edmundus mengingatkan, para pemilih harus mempertimbangkan dengan cermat sebelum memberikan suara pada pemimpin yang hanya pandai berjanji tanpa bukti nyata. Ia mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Malaka akan pentingnya memilih pemimpin yang benar-benar pro-rakyat demi memperbaiki keadaan yang dihadapi masyarakat saat ini.

“Pemimpin mana yang bisa dapat mensejahterakan masyarakat dan peduli terhadap masyarakat, tentu hanya bapak SBS dan HMS. Pemimpin yang visioner, mereka kuat dan memiliki kualitas yang luar biasa sehingga sampai hari ini masyarakat menanti datangnya SBS-HMS untuk menjawab semua keluhan-keluhan dari masyarakat kabupaten malaka,” tutupnya. *(Ferdy Bria) 

https://gawai.co/docs/pkv-games/ https://gawai.co/docs/dominoqq/ https://gawai.co/docs/bandarqq/