BIDIKNUSATENGGARA.COM | Ketua DPW Partai Perindo Provinsi NTT, Jonathan Nubatonis, akhirnya angkat bicara terkait alasan kenapa Simon Nahak dikeluarkan dari partai perindo. Hal itu disampaikan Jonathan Nubatoni saat kampanye terbatas SBS-HMS di Desa Boen, Kecamatan Rinhat, Kabupaten Malaka, pada Rabu, (2/10/2024).
Jonathan Nubatonis menjelaskan, Partai Perindo awalnya memberikan dukungan kepada Simon Nahak sebagai calon legislatif di tahun 2019. Sebagai partai yang berkomitmen untuk menyalurkan aspirasi rakyat, Perindo memberikan dukungan lagi kepada Simon Nahak pada Pilkada 2020 sebagai calon Bupati Malaka.
“Pilkada 2020 perindo dukung SNKT dan saya datang kampanye di Malaka kurang lebih 20 kali. Kenapa perindo dukung SNKT, karena SN pada pemilu 2019 calon anggota DPR RI dari partai Perindo. Kemudian dia calon bupati dan partai Perindo dukung. Pada waktu itu kami turun kampaye,” ungkapnya.
Selama masa kampanye, Nubatonis menjanjikan kepada masyarakat Malaka untuk memberikan 10 ekor sapi paron sebagai simbol pesta kemenangan jika Simon Nahak terpilih sebagai Bupati. Namun, setelah terpilih, Nubatonis justru memberikan 13 ekor sapi paron untuk merayakan pesta kemenangan itu.
“Pada waktu kampanye, karena masyarakat banyak saya janjikan 10 ekor sapi paron untuk masyarakat buat pesta kemenangan. SN terpilih maka saya bawa bukan 10 ekor sesuai dengan yang saya janji tapi 13 ekor sapi paron,” jelasnya.
Namun, kabar mengenai pemotongan sapi tersebut menjadi sorotan. Hingga saat ini, laporan mengenai penggunaan sapi tersebut masih menjadi teka-teki.
“Nahh sampai dengan sore hari ini saya belum dengar laporan dari Simon Nahak bahwa sapi 13 ekor itu sudah dipotong untuk masyarakat atau belum,” ungkap Nubatonis dengan nada kecewa.
Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah sapi-sapi tersebut telah dipotong untuk kepentingan bersama atau justru diambil untuk keuntungan pribadi.
“Jadi bapak ibu sekalian, partai perindo menjadi korban pilkada malaka 2020. Bukti dan fakta semua rakyat malaka saksikan, kami datang dengan 80 mobil serahkan 13 ekor sapi paron, bukan sapi mai, sapi mai menurut hukum adat timor itu tidak baik! Sapi jantan,” tandasnya.
“Saya cerita ini bukan menjelekkan siapa-siapa karena aturan larang! Tapi kami Perindo korban. Para pengurus sudah bawa dokumen-dokumen ke pengacara untuk tuntut minta pulang 13 ekor sapi itu tapi saya bilang tidak usah, saya sapi bayak,” katanya.
Melihat pemimpin yang tidak konsisten, Partai Perindo akhirnya memutuskan untuk mencabut dukungannya dari Simon Nahak dan kembali mendukung pasangan calon SBS-HMS. Keputusan ini diambil demi menjaga kredibilitas partai di mata masyarakat dan untuk memastikan bahwa pemimpin yang dipilih akan lebih menghargai dan bertanggung jawab.
“Dengan demikian, partai perindo ambil keputusan untuk mencabut dukungan dari Simon Nahak dan kembali mendukung SBS-HMS,” jelas Nubatonis.
Di akhir pernyataannya, Jonathan Nubatonis menyerukan agar masyarakat memilih pemimpin yang tepat dalam Pilkada 2024. Dia menekankan pentingnya memilih pemimpin yang konsisten dan dapat dipercaya, agar tidak mengalami kesulitan yang sama di masa depan. Nubatonis mengingatkan bahwa pemilihan yang buruk akan berdampak pada lima tahun ke depan, sehingga pilihan yang bijak sangatlah penting untuk kemajuan daerah.*(Ferdy Bria)