BIDIKNUSATENGGARA.COM | Kepala Sekolah SDK Kiupasan, Kecamatan Insana Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), diduga jarang masuk sekolah, sehingga menuai sorotan masyarakat. Warga berharap agar Pemerintah Kabupaten TTU, melalui Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (PPO), segera mengevaluasi kinerja Kepala Sekolah tersebut.
Salah satu warga Kecamatan Insana yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan, ia tidak pernah melihat Kepala Sekolah Maria hadir di sekolah.
“Kami sering melihat ibu Kepsek tidak hadir di sekolah. Jika keadaan ini dibiarkan berlanjut, bagaimana mungkin mutu pendidikan di sekolah ini dapat meningkat?” kata warga saat ditemui tim media pada Selasa, (11/3/25).
Warga meminta agar Bupati segera mencopot Kepala Sekolah yang malas masuk sekolah tersebut.
“Kepala Sekolah yang seperti ini perlu ditindak dengan sanksi yang tegas, bila perlu dicopot saja,” tegas warga.
Warga juga menerima informasi bahwa pihak Inspektorat Kabupaten TTU telah melakukan audit terkait dana BOS untuk tahun 2022-2024.
“Kami meminta agar Inspektorat transparan mengenai hasil audit tersebut, karena kami menilai tidak ada kejelasan dalam pengelolaan dana BOS. Contohnya, pembuatan pagar sekolah hanya dilakukan di bagian depan, dan cat tembok hanya diaplikasikan pada bagian depan juga, padahal biaya yang dikeluarkan dari dana BOS cukup tinggi, sementara pengerjaan yang dilakukan tidak sesuai harapan,” pungkasnya.
Sementara itu, ketika tim media menemui Kepala Sekolah SDK Kiupasan, Maria Safe, untuk meminta tanggapan mengenai tuduhan jarang hadir di sekolah, dia mengatakan bahwa kehadirannya adalah urusan pribadinya dan merupakan urusan internal.
Ketika ditanya mengenai dugaan ketidakjelasan dalam pengelolaan dana BOS di sekolahnya, dia menjelaskan bahwa dana tersebut telah dikelola sesuai dengan petunjuk teknis yang ada.
“Kepada rekan-rekan, Inspektorat sudah melakukan pemeriksaan terkait dana BOS, jadi jangan perlu ditanyakan lagi,” jelasnya.
Ketika ditanya mengenai pembuatan pagar, dia menjelaskan bahwa pengerjaan pagar hanya dilakukan di bagian depan karena status tanah sekolah yang belum jelas, sehingga batas tanah sekolah belum diketahui.
Tentang pengecatan tembok, dia menambahkan, “Kami hanya melakukan pengecatan di bagian depan sekolah karena keterbatasan anggaran,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, “Kita ini kan masih keluarga, jadi mari kita berbicara secara kekeluargaan.” tutup Kepala Sekolah SDK Kiupasan, Maria Safe.**(tim)