Mangkrak Hingga Jadi Kandang Babi, Septic Tank di Raimataus Sudah di PHO

BETUN,Bidiknusatenggara.com | Proyek Pembangunan Septik Tank Skala Individual Perkotaan (Toilet) di Desa Raimataus, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, diduga tak kunjung rampung alias mangkrak, hingga dialihfungsikan menjadi kandang ternak babi.

Kepala Desa Raimatus, Donatus Seran Nahak mengaku, proyek tersebut belum rampung 100 persen.

Proyek tanpa papan nama, alias siluman, yang menelan anggaran miliaran rupiah tersebut terkesan mubazir karena tidak dimanfaatkan sesuai fungsinya.

Salah satu warga penerima bantuan septic tank di Desa Raimataus pada tim media mengatakan, adanya bantuan WC tersebut warga bukannya senang malah mengeluh. Karena bantuan tersebut tidak selesai 100 persen dan masih banyak yang terlihat centang-perenang. Mirisnya lagi, bangunan rumah toilet yang rata-rata belum dilengkapi tabung tengki pembuangan tersebut dimanfaatkan penerima untuk tujuan lain, misalnya untuk kandang ternak babi.

“Silahkan kaka dong lihat di rumah warga. Fiber ini tercecer di mana-mana karena tidak ada tukang yang datang pasang,” Ungkap salah satu warga yang namanya tidak mau disebutkan.

Dia juga mengatakan, sampai saat ini bangunan yang dikerjakan kontraktor hanya bilik WC, sebagian warga terpaksa menggunakannya sebagai kandang ternak babi atau tempat penyimpanan barang.

Dihubungi terpisah salah satu pemuda Desa Raimataus, Arianto Bria atau sering disapa Bria Galang, menilai proyek septic tank yang diperuntukkan kepada masyarakat Desa Raimataus seharusnya masyarakat senang tapi malah masyarakat dibodihi karena bantuan WC tersebut belum sepenuhnya difungsikan masyarakat.

“Sangat konyol pemerintah terhadap masyarakat. Dari 156 unit WC yang menelan anggaran hingga 1 muliar lebih dianggap gagal total,” komentar Bria Galang, yang dikirim lewat pesan whatsapp pada Sabtu, (26/8/2024).

“Anehnya lagi dengan kapsitas WC septic tank satu unit menelan anggaran kurang lebih 7 juta, tapi masyarakat yang pasang sendiri, dan masyarakat yang gali ulang lobang yang sudah tertimbun tanah,” lanjut dia.

“Bukannya ini proyek? Seharusnya masyarakat terima jadi itu WC, masyarakat siap pakai tapi justru masyarakat di perbodohi..lantas saya mau katakan bahwa pemerintah kabupaten malaka tidak punya kemampuan manejerial dalam mengelolah,” tambah Galang.

Diberitakan sebelumnya, Kuasa direktur CV Sinar Geometry, Marselinus Nahak mengatakan, terkait penolakan warga atas tanki septic yang menurut warga tidak nyaman tersebut, pihaknya bersama warga penerima manfaat telah bersepakat buat surat pernyataan penolakan yang diketahui oleh kepala Desa dan Dinas PUPR Kabupaten Malaka.

“Kami sudah buat pernyataan, mereka yang tolak sudah tandatangan hitam diatas putih, mengetahui kepala desa. Pokoknya masyarakat penerima dengan saya selaku kontraktor mengetahui Kepala Desa. Semua berkas ada di Dinas PU tembusan ke inspektorat,” kata Marselinus kepada media ini beberapa watu lalu.

“Termasuk di Raimataus hal yang sama bahwa semua fiber di angkat. Semua ada dokumentasi bahwa semua pake coran batako. Mereka alasan bahwa kelebihan air mereka takut nanti sedot dengan apa,” jelasnya.

“Saya bangun ini sudah 100 persen. Makanya di Raimataus saya bangun lebih 7 unit. Kami tau ini barang nanti ada pemeriksaan dari inspektorat. Itu bangunan 100 persen. Saya tidak tau waktu tandatanga surat pernyataan itu diketahui PU apakah mereka teruskan ke inspektorat atau tidak tapi itu saya serahkan ke Dinas PU,” tambahnya.

Sedangkan konfimasi terpisah Kepala Desa Raimataus, Donatus Nahak Seran oleh tim media pada Selasa, (22/8/2024), membantah apa yang disampaikan kontraktor Marsel Nahak, terkait surat pernyataan penolakan warga penerima septic tank yang menurut kontraktor mengetahui Kepala Desa. Pihaknya tidak tahu adanya surat kesepakatan penolakan tanki septik.

“Kalau untuk surat kesepakatan yang kaitan dengan pembangunan septic tank di Desa raimatus, dalam hal ini kesepakatan penolakan fiber itu, kalau untuk saya selaku kepala desa tidak mengetahui, tidak tau karena untuk kontraktor ini sejak tahun 2021 sampai sekarang saya hanya ketemu 2 kali saja. Jadi untuk surat itu saya tidak tau apa-apa,” ungkap Donatus Seran Nahak, Kades Raimatus.

Rata-rata warga Desa Raimataus, kata kades Donatus, mengeluh karena bangunan WC bantuan tersebut tidak selesai 100 persen dan masih banyak yang terlihat tercecer tidak beraturan di halaman rumah.

“Kalau untuk pembangunan itu, dilihat dari fisik belum rampung 100 persen! Dan itu rata-rata. Sekarang penerima manfaat itu sudah pakai tapi itu mungkin pakai modal sendiri,” tambah Donatus

Ditanya kontraktor kerja apa saja, kepala desa menjawab, “untuk material mereka droping tapi tidak mencapai target 100 persen,” katanya.

Sementara itu dilansir dari Sakunar.com, 2 (Dua) paket pekerjaan yang diduga mangkrak namun di-PHO paksa adalah Proyek Pembangunan Septik Tank Skala Individual Perkotaan (Toilet) di Desa Raimataus, Kecamatan Malaka Barat dan di Desa Wederok Kecamatan Weliman.

Masing-masing paket sebanyak 156 unit dengan anggaran Rp 1.091.485.389 per paket (total Rp 2.182.970.778 atau sekitar 2,1 M). Dua paket pekerjaan tersebut dikerjakan oleh satu kontraktor yang sama, yakni CV Sinar Geometry.**(FB/tim)

https://gawai.co/docs/pkv-games/ https://gawai.co/docs/dominoqq/ https://gawai.co/docs/bandarqq/