Melukis Kehidupan di Pelepah Pisang

MANGGARAI TIMUR,Bidiknusatenggara.com | Yohanes Paulus Sengkang, Seorang guru seni di Sekolah Menengah Pertama Satu Atap (SMPN Satap) Munde, di Kampung Munde, Desa Komba, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur menggali kreativitas melalui Komunitas “Leko Lembo”, di Kampung Lekolembo, Kelurahan Watunggene dalam seni melukis dari pelepah pisang

Biasa disapa Yopi Sengkang saat berbincang dengan Bidiknutenggara.com, Minggu, (20/8/2023) malam menjelaskan, seni melukis tak hanya berkisar di atas kanvas atau kertas, namun juga mampu menjelma dalam bentuk yang tidak biasa, seperti pelepah pisang. Di tengah semaraknya dunia seni kreatif, muncul sebuah komunitas yang unik dan berani berkreasi dengan bahan yang jarang terpikirkan: “Leko Lembo.” Komunitas ini tidak hanya menunjukkan kreativitasnya, tetapi juga berperan dalam mendaur ulang dan mengedukasi masyarakat akan potensi seni dari bahan-bahan sehari-hari.
Menakar Eksistensi “Leko Lembo”

Komunitas “Leko Lembo”, Lanjut Yopi Sengkang, merupakan kelompok penggemar seni yang memiliki semangat untuk mengolah pelepah pisang menjadi karya seni yang memukau.

“Inspirasi datang dari saya. Saya seorang seniman lokal yang pertama kali mengusung konsep melukis pada pelepah pisang dengan melatih anak-anak di Komunitas Leko Lembo mulai,” jelasnya.

Yopi Sengkang, yang juga musisi Manggarai Timur, Guru Seni musik mencoba melukis dengan bahan pelepah pisang bukanlah media tradisional dalam melukis, namun komunitas ini berhasil membuktikan bahwa potensi kreativitas tak terbatas. Dengan tangan-tangan berbakat dan pandangan yang inovatif, mereka mampu menciptakan lukisan-lukisan menakjubkan yang memanfaatkan bentuk alami pelepah pisang sebagai latar belakang.

Yohanes Paulus Sengkang dan anak-anak didik/Komunitas Leko Lembo (DOK/Yohanes Paulus Sengkang)

Salah satu nilai tambah dari komunitas ini, Jelas Yopi Sengkang, adalah upaya mereka dalam mendaur ulang bahan-bahan yang umumnya diabaikan. Dengan memilih pelepah pisang sebagai media utama, mereka tidak hanya menciptakan karya seni yang menarik, tetapi juga menyampaikan pesan tentang pentingnya menjaga lingkungan dan berkreasi dari bahan-bahan yang telah digunakan.

Selain berkarya, Yopi Sengkang menambahkan, komunitas ini juga aktif dalam mengadakan lokakarya dan sesi pelatihan untuk anak sekolah. Mereka membuka kesempatan bagi masyarakat umum, terutama generasi muda, untuk belajar tentang seni kreatif dengan bahan-bahan unik. Ini memberikan dampak positif dalam mengembangkan minat seni serta mendukung pertumbuhan komunitas seni lokal.

Tentu saja, Yopi Sengkang mengatakan, seperti semua komunitas lainnya di Manggarai Timur, Komunitas Taman Baca Leko Lembo juga menghadapi tantangan, Mulai dari ketersediaan bahan hingga pengakuan atas karya seni mereka. Namun, mereka terus berusaha mengatasi hambatan ini dengan semangat yang tinggi.

“Melalui kolaborasi dengan saya, dan kehadiran dalam platform daring, mereka berhasil menciptakan peluang baru untuk berkarya dan berbagi inspirasi,” ungkapnya

Yopi Sengkang mengakui bahwa Komunitas Leko Lembo adalah contoh inspiratif tentang bagaimana seni kreatif dapat melampaui batasan dan memanfaatkan bahan-bahan tak terduga.

“Melalui kreativitas dan semangat mereka, mereka bukan hanya menciptakan karya seni yang memikat, tetapi juga mengajak kita semua untuk melihat potensi dalam hal-hal sehari-hari yang sering diabaikan. Melatih melukis di pelepah pisang didukung oleh pemilik Komunitas ini,” tutupnya. **(Markus Makur)

https://gawai.co/docs/pkv-games/ https://gawai.co/docs/dominoqq/ https://gawai.co/docs/bandarqq/