BIDIKNUSATENGGARA.COM | Pernyataan dari Erasmus Bere, ST, salah satu tokoh pemuda kecamatan Wewiku, menyoroti isu kritis terkait pengresmian RS Pratama Wewiku yang dilaksanakan pada tanggal 13 Juni 2024.
Erasmus Bere menyuarakan kekecewaan dan pertanyaan yang muncul dari masyarakat Malaka, khususnya warga Wewiku, mengenai banyaknya pekerjaan yang masih belum terselesaikan pasca pengresmian tersebut.
Menurutnya, langkah ini merupakan sebuah kesalahan besar yang dilakukan oleh Bupati Malaka, mengingat tidak seharusnya sebuah pengresmian dilaksanakan sementara banyak aspek dari rumah sakit tersebut belum siap untuk digunakan.
“Menurut saya, ini adalah kesalahan besar yang dilakukan Bupati Malaka. Tidak ada alasan jika pekerjaan ini belum selesai, lalu kemudian gelar pengresmian,” ungkap Erasmus.
Erasmus dengan tegas mengkritik Bupati Malaka terkait dengan keputusan untuk mengadakan upacara pengresmian RS Pratama Wewiku yang terburu-buru.
“Sisa pekerjaan yang masih dikerjakan hampir di seluruh item yang tertuang dalam Gambar dan RAB. Oleh sebab itu, menurut saya, upacara pengresmian dimaksud adalah memaksakan kehendak yang tak bermartabat dan menyusahkan masyarakat,” ucapnya.
Sebagai lulusan arsitektur dari Yogyakarta pada tahun 2008, pengamatan dan penilaian Erasmus menunjukkan bahwa masih terdapat volume pekerjaan yang belum selesai pada hampir seluruh item yang tercantum dalam dokumen gambar dan RAB.
“Saya seorang lulusan arsitektur Yogyakarta 2008, setelah mengamati pekerjaan per hari ini (22/07) lalu menyimpulkan bahwa seharusnya pekerjaan ini tidak boleh dilakukan pengresmian,” katanya.
Berdasarkan ilmu bangunan yang dipelajarinya, Erasmus menilai bahwa peristiwa pengresmian ini dapat dianggap sebagai bentuk pembodohan publik.
“Pemerintah tidak boleh sembarang melakukan sesuatu yang merugikan rakyatnya. Menurut ilmu bangunan yang saya peroleh, ini merupakan pembodohan publik yang dilakukan pemkab Malaka,” ungkapnya.
Menurutnya, pemerintah tidak seharusnya semena-mena dalam mengambil keputusan yang dapat merugikan masyarakat. Dia mendesak agar ada evaluasi dan tindakan konkret dari pihak pemerintah untuk memastikan bahwa fasilitas-fasilitas publik seperti RS Pratama Wewiku dapat berfungsi dengan baik dan benar-benar siap untuk mendukung kesehatan masyarakat, terlebih dalam aspek yang belum terselesaikan pasca pengresmian.
Sementara pantauan tim media di lokasi RS Pratama pada Senin, (22/7/2024) memperlihatkan masih adanya pekerjaan yang belum selesai. Kayu-kayu bagesting masih terlihat di dalam bangunan dan pekerjaan saluran atau drainase belum rampung.
Tak hanya itu, pekerjaan finishing seperti pengecetan belum selesai dan kerangka besi berserakan di sekitar bangunan. Begitu juga dengan pipa-pipa plastik belum diatur rapih.
Alex Manurung, Site Engineering (Pengawas lapangan) dari PT. Multi Medika Raya, dalam wawancara dengan media, menjelaskan bahwa proyek pembangunan Rumah Sakit Pratama Wewiku telah melalui proses addendum sebanyak tiga kali dan saat ini, proyek tersebut masuk dalam tahap pemeliharaan selama enam bulan.
“Proyek pekerjaan rumah sakit pratama wewiku sudah di addendum tiga kali dan kini sudah masuk dalam tahap pemeliharaan selama enam bulan”,Katanya.
Ketika disinggung oleh media, jika pekerjaan ini tahap pemeliharaan, maka dengan jelas pekerjaan tersebut sudah PHO. Alex menjelaskan walaupun sudah putus kontrak PT. Multi Medika Raya akan mengerjakan kekurangan-kekurangan yang ada.
Sementara ditanya tentang acara peresmian yang dilaksanakan pada tanggal 13 Juni, Alex Manurung mengaku tidak mengetahuinya dan menegaskan bahwa itu bukan bagian dari tanggung jawabnya sebagai Site Engineering.
Kendati demikian terdapat kebingungan mengenai status pekerjaan dan peresmian, Alex menegaskan bahwa fokus utamanya adalah memastikan semua pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya diselesaikan dengan baik.
“Kalau dibilang selesai hari ini kita tidak mungkin melakukan aktivitas di lokasi proyek, tugasnya saya hari ini untuk menyelesaikan pekerjaan itu kalau menyangkut peresmian saya tidak mengetahuinya,” pungkasnya. *(Ferdy Bria)