BIDIKNUSATENGGARA.COM | Masyarakat Desa Manumutin Silole, Kecamatan Sasitamean, Kabupaten Malaka, kembali mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap Kepala Desa Maria Antoneta Gudafila Soi Nahak yang baru terpilih pada tahun 2021. Dengan dugaan kuat melakukan tindakan korupsi pada anggaran Tunjangan Kinerja (Tukin) tahun 2024, tindakan ini semakin menambah kemarahan masyarakat.
Keluhan utama masyarakat pada bantuan pengadaan babi dari anggaran Tukin senilai Rp 100 Juta untuk 60 ekor babi dan pakan, sang Kepala Desa hanya mendistribusikan 18 ekor.
Dalam sebuah pemberitaan pada beberapa waktu lalu, masyarakat menyuarakan protes mereka atas pengadaan babi tersebut. Menanggapi keluhan masyarakat, Kepala Desa akhirnya membagikan lagi beberapa ekor babi dan menyuplai pakan kepada warga. Namun, dari 60 ekor yang dijanjikan, hanya 18 ekor babi yang baru dibagikan, sementara 42 ekor masih menjadi misteri.
“Bantuan babi itu berasal dari Dana Tukin tahun 2024 senilai 120 juta. 100 juta diperuntukkan untuk pengadaan babi, sementara 20 juta dialihkan untuk penyertaan BUMDes,” ungkap warga, saat ditemui tim media pada Rabu, (26/3/25).
“Pada tahun 2024, Kepala Desa membagikan 5 ekor babi, dan satu minggu lalu, Ibu Kades kembali bagi beberapa ekor. Hingga saat ini, dari 60 ekor ternak babi, baru 18 ekor yang dibagikan untuk 18 KK, sementara sisanya kami belum mengetahui keberadaannya,” beber warga.
Lebih lanjut, warga mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap kebijakan Kepala Desa Maria Antoneta, yang seharusnya memberikan bantuan kepada masyarakat kurang mampu, tapi malah lebih memilih memberikan kepada perangkat desa dan BPD, sementara masyarakat kecil diabaikan.
“Sangat disayangkan, bantuan yang seharusnya diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu malah diberikan kepada perangkat desa dan BPD, sementara masyarakat kecil diabaikan. Ini adalah kondisi yang tidak seharusnya terjadi dan perlu dicermati secara serius oleh pihak terkait,” keluh warga.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua BPD Desa Manumutin Silole, Alfonsius Mau, menjelaskan bahwa pada tanggal 23 lalu, Kepala Desa kembali membagikan babi kepada beberapa warga. Namun, yang mencolok adalah enam orang perangkat desa, termasuk Ketua dan Wakil Ketua BPD, ikut menerima babi tersebut.
Dalam wawancara, wartawan berusaha menggali informasi lebih lanjut. Ketika ditanya tentang nama-nama dari enam perangkat yang menerima bantuan babi, Wakil Ketua BPD Alfonsius Mau tampak ragu dan enggan menyebutkan nama mereka, “Nanti mereka bilang saya yang melapor,” jawab Alfonsius defensif, seolah-olah sedang menyimpan rahasia besar.
Hal ini membuat warga yang hadir merasa kecewa, karena Alfonsius Mau yang selaku Wakil Ketua BPD tampak takut menyebutkan nama-nama perangkat yang menerima bantuan babi tersebut. “BPD takut perangkat desa seperti ini, masyarakat bisa apa?” ungkap salah satu warga dengan nada kesal.
Saat pertanyaan berlanjut mengenai siapa saja anggota BPD yang menerima bantuan babi, Alfonsius Mau akhirnya mengungkapkan, “Kami 4 orang yang menerima. Ketua, Wakil Ketua, dan 2 orang anggota BPD,” ungkap Alfons.
Keinginan untuk memperjelas pertanyaan wartawan terus mengemuka. Wakil Ketua BPD akhinya berani menjelaskan, “Tahun lalu, mereka bagikan 4 ekor, kemudian 5 ekor lagi. Dan sekitar 2 minggu lalu mereka bagi lagi beberapa ekor babi. Saya tanya mereka, dari 60 ekor babi ini kamu sudah belanja berapa ekor? Mereka bilang baru 18 ekor. Lalu kemana 42 ekornya?” ungkap Wakil Ketua BPD.
Berdasarkan pengakuan Alfonsius Mau, dugaan korupsi oleh Ibu Kades semakin kuat. Mengingat, Alfonsius Mau adalah orang dekatnya Ibu Kades. Selain menjabat sebagai Wakil Ketua BPD, ia juga menjabat sebagai Ketua BUMDes.
Di sisi lain, pembagian babi yang disertai pakan baru dilakukan pada tanggal 22 Maret kemarin. Anehnya, selain pakan, beberapa ekor babi juga dibagikan kepada warga, meskipun anggaran untuk pengadaan babi tersebut telah jelas dicantumkan dalam pemanfaatan dana tahun 2024.
Sementara itu, Kepala Desa Manumutin Silole, Maria Antoneta Gudafila Soi Nahak, ketika dikonfirmasi wartawan melalui telepon, tidak memberikan respon hingga berita ini diturunkan.**(Ferdy Bria)