MANGGARAI TIMUR,BIDIKNUSATENGGARA.COM | Rofina Ndese (70), seorang nenek berstatus janda merawat difabel yatim piatu di Kampung Paundoa, Desa Komba, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, Senin, (4/9/2023).
Fransiska Linda (45) adalah difabel buta dan tuli dan berstatus yatim piatu.
Rofina Ndese dan Fransiska tinggal di pondok reyot di kampung tersebut. Untuk bisa masak nasi, keduanya mendapatkan beras atas belasasihan tetangga yang berkunjung ke rumah mereka.
Keduanya tidak bisa bekerja. Fransiska Linda yang biasa disapa Siska Linda buta dan tuli dan menumpang tinggal di rumah Nenek Rofina Ndese. Orang tua dari Fransiska Linda sudah meninggal dunia.
Rofina Ndese mengatakan, ia merawat Fransiska Linda dengan penuh kasih sayang, walaupun ia memiliki keterbatasan sembilan bahan pokok (sembako) untuk menghidupi keduanya.
“Saya sering memberikan bisikan halus, walaupun tidak didengar oleh Siska Linda, ingat, kalau ada yang bisa di makan kita makan. Tetapi kalau tidak ada kita berdoa agar Tuhan tetap memberikan kekuatan kepada kita. Intinya kita masih diberi nafas dan sehat. Pasti Tuhan akan membantu kita lewat orang- orang baik yang datang mengunjungi kita di pelosok ini,” ungkapnya.
Untuk aktivitas kehidupan keseharian, seperti mencuci, memasak, kata Nenek Rofina, kalau ada yang bisa di masak, iya mereka pun masak tapi kalau tidak ada pasti mereka hanya berpuasa. Demikian juga kalau mencuci apalagi kondisi air minum yang begitu jauh, kalau ada Sabun rinso dan sabun pasti mereka cuci kalau tidak seperti di zaman dulu mencuci tanpa sabun dan mandi pun demikian. Namun nenek Rofina Ndese tetap berusaha keras, biar kelihatan kuat.
“Fransiska Linda sudah tinggal bersama saya selama 10 tahun dengan kondisi difabel mata dan telinga. Kami dua menjalani hidup ini apa adanya, walaupun kadang-kadang tidak makan karena ketiadaan beras,” ungkap nenek Rofina
Pendamping Komunitas Peduli Kasih Siswa SMPN Satu Atap (SATAP) Munde, Hendrikus Gabu kepada Bidiknusatenggara.com, (4/9/2023) menjelaskan, ia sering mengunjungi kedua warga ini yang tinggal di rumah reyot di Kampung Paundao. Kampung ini berada di sisi selatan dari Desa Komba.
Ia menjelaskan, Fransiska Linda yang biasa disapa Siska Linda buta dan tuli dan menumpang tinggal di rumah Nenek Rofina Ndese (70). Keduanya tidak bisa bekerja lagi.
“Saya merasa sedih saat melihat kondisi Fransiska Linda, seorang dirabel dan berstatus yatim piatu. Setiap kali saya berkunjung, saya membawa oleh-oleh untuk keduanya. Apalagi Fransiska Linda dirawat oleh Nenek yang sudah lanjut usia (Lansia),” jelasnya.
Gabu menjelaskan, Fransiska Linda kurang lebih sudah 10 tahun tak bisa melihat. Diduga ia derita mata katarak. Ia tak pernah berobat ke dokter karena ketiadaan uang, apalagi berstatus yatim piatu.
Kini, kata Gabu, kehidupan Fransiska Linda saat ini hanyalah menumpang tinggal di rumah nenek Rofina Ndese.
“Hidup mereka sungguh menyedihkan karena usia sudah tua tidak ada lagi yang mereka bisa kerjakan. Sungguh hidup sebatang kara. Mereka hanya berharap apabila ada orang-orang baik, ataupun ada bantuan dari pemerintah. Mereka juga belum ada penerangan listrik,” tambah Gabu.
Gabu berharap dengan memohon agar kiranya ada yang bisa membantu. Kerinduan dari Fransiska Linda untuk melihat dan mendengar. Fransiska Linda hanya berpasrah kepada Tuhan.
“Semoga ada orang- orang baik yang akan siap membantunya dengan cara mereka sendiri,” harap Gabu.
Kepala Desa Komba, Eduardus Djekulas saat dikonfirmasi wartawan media ini melalui sambungan telepon selulernya, Senin, (4/9/2023) menjelaskan, Pemerintah Desa Komba sering menyalurkan bantuan kepada mereka.
“Saya sering berkunjung ke rumah mereka di Kampung Paundoa. Saat ini Desa sedang mengurus berkas untuk dibuatkan Kartu Keluarga dan KTP Elektroniknya karena selama ini Fransiska Linda tidak memiliki KK dan KTP Elektronik. Dia anak tunggal dan orang tuanya sudah meninggal dunia. Fransiska Linda menunpang tinggal di rumah Nenek Rofina Ndese dan dirawatnya,” Ungkap Eduardus Djekulas. **(Markus Makur)