Puluhan Warga Lakukan Aksi Tolak Pemboran Geothermal di Tanggong-Pocoleok

MANGGARAI,bidiknusatenggara.com | Puluhan warga Pocoleok dari 4 Gendang, yakni Gendang Lungar, Gendang Tere, Gendang Racang dan Gendang Rebak, ramai-ramai berdatangan ke lokasi Welpad D di wilayah Tanggong, Pocoleok.

Mereka berdatangan dari rumah-rumah mereka, orang tua, orang muda, laki-laki dan perempuan semuanya terlibat. Puluhan warga ini adalah gabungan dari 4 Gendang di seputaran Lingko Tanggong yang akan ditargetkan menjadi salah satu lokasi pemboran untuk eksploitasi panas bumi, pengembagan dari PLTP Ulumbu yang eksis saat ini.

Di tengah derasnya hujan, warga tetap bersemangat menggunakan payung, jas hujan dan mantel untuk tetap berdatangan ke lokasi. Bahkan, beberapa di antaranya hanya menggunakan handuk, jaket dan topi untuk melindungi diri dari derasnya guyuran hujan.
Mereka bergerak ke lokasi lantaran melihat dua buah mobil yang diketahui milik perusahaan hendak menuju lokasi pemboran di welpad D Tanggong.

Sebelumnya, warga sudah menerima informasi bahwa akan ada pihak perusahaan yang akan turun untuk melakukan kegiatan pemasangan patok dan pilar pada tanah-tanah milik warga di wilayah Tanggong yang menjadi hak ulayat Gendang Lungar itu.

Seperti biasanya, kehadiran mereka memang sangat rahasia, tidak terbuka dan jauh dari perhatian publik, terutama warga-warga yang berada di seputaran lokasi Welpad D tersebut. Dan pada hari ini, Jumat, 09 Juni 2023, sekitar pukul 09.00 pagi warga melakukan penghadangan terhadap Dua unit mobil dari perusahaan yang hendak ke lokasi tersebut.

Sebagaimana yang tercatat dalam dokumen milik warga, penghadangan kali ini adalah penghadangan yang kedelapan. Pada penghadangan kali ini, puluhan warga itu menyatakan aksi protes dan penolakan terhadap kehadiran pihak perusahaan yang kerap kali datang ke lokasi warga tanpa prosedur yang baik, transparan dan terbuka terhadap warga.

Puluhan warga Tanggong-Pocolelek menolak pembangunan PLTP

Warga juga merasa tidak dihargai, lantaran tidak mendengarkan, mengindahkan dan tidak merespon aksi protes warga pada kesempatan tujuh kali penghadangan sebelumnya.
Padahal, aksi protes sudah dilakukan berkali-kali. Namun sikap dan pernyataan penolakan warga tidak pernah dihargai dan dipertimbangkan oleh pemerintah dan perusahaan sebelumnya.

“Kami sudah hadang berkali-kali. Kami sudah menyatakan sikap penolakan. Kami sudah kirimkan surat keberatan dan dasar penolakan kami kepada pemerintah, lembaga-lembaga dan juga kepada perusahaan. Mau apa lagi kalian ini?” Protes salah seorang warga.

“Apakah suara kami belum sampai ke hadapan kalian? Dengan cara apa lagi kami sampaikan penolakan? Mengapa anda memaksakan diri datang, padahal sudah jelas-jelas mendapat penolakan dan penghadangan oleh masyarakat di sini?” sambung warga lainnya.

Dipantau oleh media, Dua unit mobil itu dikendarai oleh 10 orang, dengan rincian: 3 orang aparat keamanan (Polisi), 2 orang dari pihak perusahaan, 2 orang sopir dan seorang lain lagi yang belum diketahui identitasnya.

Sementara itu, sekitar 2 jam berlangsungnya penghadangan, sebuah mobil pick up putih muncul tidak jauh dari kerumunan warga 4 Gendang yang melakukan penghadangan. Setelah diteliti oleh warga, mobil pick up itu adalah kendaraan tumpangan dari warga pemilik lahan yang setuju dengan pemboran Geothermal, tetapi mereka tinggal jauh di luar wilayah Pocoleok.

Truck pick up itu juga diketahui membawa pilar-pilar dan patok yang sudah disiapkan oleh perusahaan untuk ditanam di lokasi-lokasi yang menjadi target pemboran.

Disaksikan oleh media, aparat keamanan, babinsa juga kemudian muncul di lokasi tempat penghadangan warga.

Hingga berita ini diturunkan, puluhan warga 4 Gendang itu masih memblokade jalan untuk menghadang kegiatan dari tim perusahaan itu di tanahnya. Mereka tetap setia berdiri di tengah derasnya hujan. Beberapa anak muda terlihat sibuk mencari terpal untuk mendirikan tenda di lokasi, karena begitu derasnya hujan. (***/tim)

https://gawai.co/docs/pkv-games/ https://gawai.co/docs/dominoqq/ https://gawai.co/docs/bandarqq/