BIDIKNUSATENGGARA.COM | Warga Desa Babulu Selatan, Kecamatan Kobalima, Kabupaten Malaka, Provinsi NTT, mengeluhkan proyek jalan yang terbengkalai dan tidak kunjung dilanjutkan. Mereka mengamati bahwa proyek jalan yang berlokasi di Dusun Tualaran tidak memiliki papan proyek. Namun, warga mengetahui bahwa biaya proyek ini mencapai 230 juta dan dimulai sekitar bulan April 2024.
Pembangunan jalan panjang 750 meter ini dinilai tidak sesuai dengan Rencana Anggaran dan Belanja (RAB). Sebab, material sertu yang digunakan ternyata adalah tanah, bukan sertu dari sungai. Selain itu, penahan juga baru dibangun sekitar 30 meter.
Eduardus Roman, salah satu warga setempat, menyatakan bahwa akibat mangkraknya proyek peningkatan jalan tersebut, hujan yang terjadi sejak Bulan Desember membuat material tanah terbawa air karena tidak ada penahan.
“Banyak warga yang mengeluh mengenai keadaan jalan ini. Kami berharap jalan tersebut dibangun sesuai dengan RAB, tetapi pada kenyataannya tidak. Material yang digunakan hanya tanah liat. Penahan baru dibangun sekitar 30 meter, dan karena hujan, material tersebut terbawa oleh air,” ujar Edu kepada bidiknusatenggara.com pada Senin, (20/1/25).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa tahap penggilasan jalan juga tidak dilakukan dengan benar, karena tidak ada air untuk menyiramnya. Hal ini membuat hasil akhir proyek terlihat sangat kurang baik.
Edu juga menambahkan bahwa ketika pihak Inspektorat datang memeriksa lokasi proyek, mereka menemukan bahwa material yang digunakan tidak sesuai. Namun, Edu tidak mengetahui apa langkah selanjutnya mengenai hal ini.
Edu berharap bahwa jika proyek peningkatan jalan dusun ini tidak segera diselesaikan, bupati yang nanti dilantik dapat memerintahkan Inspektorat untuk melakukan audit terhadap pekerjaan ini.
“Kami, masyarakat yang terkena dampak dari proyek yang terhenti ini, berharap bupati baru (SBSHMS-red) setelah dilantik dapat mengecek kembali desa kami. Proyek ini sudah hampir 9 bulan terhenti, tetapi tidak ada aktivitas apa-apa,” ungkapnya.
Ia juga menyatakan keprihatinan atas kualitas pekerjaan yang terlihat dari material yang digunakan.
“Proyek ini tidak dilengkapi dengan papan proyek yang seharusnya menjelaskan batas waktu pengerjaan serta alokasi anggaran yang digunakan. Belum ada kejelasan tentang anggaran mana yang telah dipenuhi dalam proyek ini,” tambahnya.
Hingga berita ini diturunkan, Kepala Desa Babulu Selatan Fridus Loe maupun TPK Adrianus Manek belum berhasil dikonfirmasi.*(Ferdy Bria)